WeLcoMe to My BLog

Kamis, 19 Mei 2011

Tokoh-tokoh Pergerakan Wanita

Dewi Sartika
R.Dewi Sartika lahir di cicalengka, Jabar. Beliau terdorong oleh keinginannya memajukan kaum wanita lewat pedidikan. Beliau menyampaikan rencananya mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak putri kepada Bupati Bandung RA.A. Martanagara.Dewi Sartika, mendirikan sekolah khusus anak-anak putri. Sekolah istri, pada 16 Januari 1904. Para murid di beri pelajaran membaca, berhitung, menulis, menjahit, merenda dan menyulam, disamping pelajaran agama, pada 1914, sekolah istri berganti nama menjadi sekolah keutamaan istri, pengurus sekolah memperlebar kegiatannya. Mereka mendirikan sekolah-sekolah baru, baik di Bandung, maupun diluar Bandung.

Mengenal Emansipasi Wanita

Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke-14 M. dalam rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-laki. Makna emansipasi wanita adalah perjuangan kaum wanita demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri.

Sampai kini, mayoritas wanita Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan sektor informal belum menyadari makna dari emansipasi wanita itu sendiri, akibat normatif terbelenggu persepsi etika, moral, dan hukum genderisme lingkungan sosio-kultural menjadi serba keliru. Belenggu budaya itulah yang harus didobrak gerakan perjuangan emansipasi wanita demi memperoleh hak asasi untuk memilih dan menentukan nasib sendiri.

Perjuangan R.A. kartini dan R.Dewi Sartika dalam medobrak keterbelengguan peribumi oleh penjajah merupakan pergerakan yang spektakuler bagi wanita Indonesia saat itu. Sebuah perang dengan cara moderat tanpa adu kekuatan fisik, akan tapi adu otak, adu harga diri. Tak berselang lama kebangkitan harga diri pribumi mulai naik hingga kita sebut sebagai jaman Kebangkitan Nasional, tidak hanya bangkit meruncingkan bambu, tapi juga meruncingkan pikiran, mengasah otak melalui kata-kata, baik di forum diskusi maupun di media cetak.



Tokoh MIAI

K.H. Muhammad Dahlan

MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia)
Golongan nasionalis Islam adalah golongan yang sangat anti Barat, hal
itu sesuai dengan apa yang diinginkan Jepang. Jepang berpikir bahwa golongan
ini adalah golongan yang mudah dirangkul. Untuk itu, sampai dengan bulan
Oktober 1943, Jepang masih mentoleransi berdirinya MIAI. Pada pertemuan
antara pemuka agama dan para gunseikan yang diwakili oleh Mayor Jenderal
Ohazaki di Jakarta, diadakanlah acara tukar pikiran. Hasil acara ini dinyatakan
bahwa MIAI adalah organisasi resmi umat Islam. Meskipun telah diterima
sebagai organisasi yang resmi, tetapi MIAI harus tetap mengubah asas dan
tujuannya. Begitu pula kegiatannya pun dibatasi. Setelah pertemuan ini, MIAI
hanya diberi tugas untuk menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam
dan pembentukan Baitul Mal (Badan Amal). Ketika MIAI menjelma menjadi
sebuah organisasi yang besar maka para tokohnya mulai mendapat pengawasan,
begitu pula tokoh MIAI yang ada di desa-desa.
Lama kelamaan Jepang berpikir bahwa MIAI tidak menguntungkan Jepang,
sehingga pada bulan Oktober 1943 MIAI dibubarkan, lalu diganti dengan
Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan dipimpin oleh K.H Hasyim
Asy’ari, K.H Mas Mansyur, K.H Farid Ma’ruf, K.H. Hasyim, Karto Sudarmo,
K.H Nachrowi, dan Zainul Arifin sejak November 1943.
Jika dilihat lebih saksama, secara politis pendudukan Jepang telah mengubah
beberapa hal, di antaranya sebagai berikut.
a. Berubahnya pola perjuangan para pemimpin Indonesia, yaitu dari perjuangan
radikal menuju perjuangan kooperatif (kerja sama). Hal ini dimanfaatkan
oleh para pemimpin Indonesia untuk membina mental rakyat. Misalnya
melalui keterlibatan rakyat dalam Putera dan Jawa Hokokai.
b. Berubahnya struktur birokrasi, yaitu dengan membagi wilayah ke dalam
wilayah pemerintah militer pendudukan. Misalnya, diperkenalkannya sistem
tonarigumi (rukun tetangga) di desa-desa. Lalu beberapa gabungan
tonarigumi ini dikelompokkan ke dalam ku (desa atau bagian kota).
Akibat ini semua, desa menjadi lebih terbuka dan banyak juga dari orang
Indonesia yang menduduki jabatan birokrasi tinggi di pemerintahan, suatu
hal yang tidak terjadi pada masa pemerintahan Belanda.

Mengapa PI (Perhimpunan Indonesia) dianggap radikal?? krn...

PI (Perhimpunan Indonesia) dianggap radikal karena telah membuat keresahan bagi pemerintah kolonial.Sehingga, pemerintah Belanda menangkap tokoh-tokph PI.Belanda telah mencap P.I sebagai gerakan perpanjangan PKI karena pertemuan antara Hatta dan Semaun. Selain itu penangkapan ini juga membuat runtuhnya gerakan P.I di dunia Internasional. Setelah para tokoh P.I diadili dan dinyatakan bebas pada 22 Maret 1928 gerakan P.I pun sudah tidak dilakukan lagi di Belanda. Gerakan P.I mulai berpindah ke Indonesia, hal ini karena banyak mahasiswa anggota P.I pulang ke Indonesia.


Just for share about Sejarah Perhimpunan Indonesia
Quote:
Berlakunya Politik Etis pada awal aba ke-20 telah membuka Jalan bagi para orang Indonesia memperleh Pendidikan. Pada saat itu para pelajar Indonesia yang berada di Belanda membuat perkumpulan bernama Indische Vereeniging. Indische Vereeniging merupakan organisasi cikal bakal Perhimpunan Indonesia. Proses pergantian nama Indische Vereeniging tidak berlangsung dengan cepat. Pergantian nama ini juga memiliki makna mengenai tujuan dari organisasi ini. Pergantian nama ini didahului faktor dari nusantara dan faktor dari keadaan dunia. Dari nusantara faktornya munculnya organisasi Indische Partij yang langsung bergerak di bidang politik . Sementara perang dunia ke-1 merupakan faktor dunia yang ikut mempengaruhi organisasi ini. Indische Partij memilki pengaruh yang besar untuk organisasi ini.


Quote:
Gerakan Indische Partij yang mengekrtitik sangat pedas pemerintah kolonial saat itu membut organisasi ini dilarang oleh pemerintah Hindia Belanda. Para pemimpinnya dibuang ke Belanda pada 1913. Dengan datangnya tiga tokoh Indische Partij yaitu dr. Cipto Mangunkusumo, dr. E.F.E Douwes Dekker dan Suwardi Suryaningrat, maka mempunyai pengaruh kuat terhadap pemikiran para pelajar Indonesia di negeri Belanda. Para pelajar Indonesia di Indische Veerniging terdorong rasa nasionalismenya walaupun pada mulanya mereka tidak berfikir politik. Tujuan organisasi ini pun berbubah mengarah terbentuknya nasional Indonesia. Para pelajar dan orang-orang Indonesia di negeri Belanda merasa satu keluarga , satu bangsa dan satu tanah air. Untuk menambah semangat nasionalisme nama perkumpulan ini pun diganti menjadi Indonesische Veerniging. Baru pada 1925 perkumpulan ini diganti nama Indonesia yaitu Perhimpunan Indonesia

Quote:
Perhimpunan Indonesia ketika masih menggunakan nama Belanda sudah melakukan pergerakan kebangsaan . Gerakan yang dillakukan oleh para pelajar ini juga ditempuh dengan menerbitkan sebuah majalah yang bernama Hindia Poetra. Perubahan tujuan dari gerakan Indische Veerniging juga ditandai dengan perubahan nama menjadi Indonesische Vereeniging. Pergantian nama ini diartikan dengan perasaan bersatu antara orang-orang Indonesia. Para mahasiswa ini juga giat berdiskusi, mereka melakukan diskusi dirumah anggota-anggota perkumpulan yang memiliki keluarga di Belanda. Selain berdiskusi dengan sesama anggota para anggota perkumpulan ini juga berdiskusi dengan orang Belanda. Diskusi atau debat ini seperti antara Arnold Mononutu dengan orang Belanda yang menjabat sekjen “ Association des slaves de l’academic du droit international de la have” di Den Haag. Selain di Belanda perjuangan P.I juga dilakukan di nusantara yaitu dengan mengeluarkan buku Gedenkboek 1908-1923 Indonesische Vereeniging. Buku ini berisi artikel-artikel dari tokoh-tokoh P.I sebanyak tiga belas artikel didalamnya.
Setelah berganti nama pada 1925 Indonesische Veerniging menjadi Perrhimpunan Indonesia gerakan melawan penjajah pun semakin gencar. Pada 1925 ini juga P.I mengeluarkan Manifesto Politik. Pergantian nama perkumpulan ini juga suatu bentuk perlawanan dari para pelajar tersebut. Para pelajar ini mengganti nama perkumpulan untuk menghilangkan sifat kolonial yang diganti dengan nama-nama yang bersifat nasional. Nama P. I ini resmi digunkan pada tanggal 8 februari 1925. Selain merubah nama perkumpulan para anggota P.I juga merubah majalah yang mereka terbitkan dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka. Selain itu untuk menambah kesan kebangsaan ditetapkan pula para anggota P.I harus menggunakan kopiah. Hal ini sebagai penujuk identitas P.I . Selain itu perubahan juga terjadi pada nama-nama anggota yang berbau feodal atau kebangsawanan. Nama-nama anggota P.I yang ada nama kebangsawanannya sudah tidak dipegunakan lagi dalam lingkungan teman dan masyarakat. Contohnya seperti salah satu nama tokoh P.I yaitu Nazir Datuk Pamuntjak kemudian disebut Nazir Pamuntjak saja.
Selain itu pemakaian lambang merah-putih dengan gambar kepala kerbau dinyatakan resmi sebagai lambang organisasi Perhimpunan Indonesia. Selain itu pada 1925 juga muncul manifesto 1925 di dalam majalah P.I yaitu Indonesia Merdeka. Semenjak berganti nama Perhimpunan Indonesia organisasi ini semakin giat usaha menyebarluaskan tentang proses perkembangan pergerakan Perhimpunan Indonesia. Usaha ini dilakukan oleh Ali Sastroamidjojo dengan secara aktif mengisi majalah Indonesia Merdeka yang beredar di Belanda . Selain beredar di Belanda majalah ini juga berusaha di edarkan di Nusantara. Pengiriman ke nusantara dilakukan melalui penyelundupan dengan menyobek halaman majalah Indonesia Merdeka kemudian ditempelkan pada halaman-halaman majalah Belanda yang masuk ke Indonesia yang tidak dilarang untuk dikirim ke Indonesia. Ali mengirimkan majalah-majalah Belanda itu kepada adiknya Usman untuk disebarkan.
Perhimpunan Indonesia dalam gerakan politiknya juga berbicara dalam forum-forum Internasional seperti Mohammad Hatta yang berpidato dalam Congres democratique Internationale pour la paix di Bierville dekat Paris pada agustus 1926. Dalam Kongres liga demokrasi Perdamaian Internasional ini Moh Hatta jelas menuntut kemerdekaan Indonesia selain itu dalam pidatonya Hatta juga tidak menggunakan nama Hindia Belanda tapi secara jelas menggunakan nama Indonesia. Selain di Prancis Hatta juga berpidato dalam Liga anti-Imprialisme dan penindasan kolonial yang diselanggrakan di Brussel , Belgia pada 10-15 Februari 1927. Dalam forum ini juga Hatta dengan jelas mengemukakan soal mengenai perjuangan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia tetapi juga penindasan pemerintah kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia setelah terjadinya pemberontakan PKI pada 1926.
Dalam kongres ini hadir juga Semaun yang melarikan diri dari Indonesia karena pemberontakan PKI di Hindia Belanda. Semaun hadir pada kongres ini karena sebelumnya secara diam-diam pada desember 1926 melakukan pertemuan dengan Hatta . Pertemuan ini merupakan pelampiasan kesedihan dari Semaun karena akibat kegagalan pemberontakan PKI. Perjuangan P.I di forum-forum Internasional ini telah berhasil dengan baik. Hal ini karena selama menjajah Nusantara, Belanda selalu menyajikan kepada dunia Internasional, bahwa politik penjajahannya di Nusantara merupakan yang paling baik dan perikemanusiaan. Namun oleh P.I dibeberkan fakta bahwa penjajahan Belanda di Nusantara sangat tidak manusiawi. Gerakan P.I yang sangat radikal ini membuat organisasi ini dianggap membahayakan bagi pemerintah Belanda. Perhimpunan Indonesia telah mencapai puncak pada masa organisasinya puncak organisasi ini berada dibawah tangan kepemimpinan Mohammad Hatta. Seperti yang di jelaskan di atas P.I setelah 1925 makin aktif baik melalui majalah dan forum-forum Internasional.

Quote:
Gerakan yang dianggap radikal dari P.I membuat pemerintah Belanda akhirnya menangkap tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia . Gerakan politik P.I ini telah membuat keresahan di pihak pemerintah kolonial. Penangkapan pun dilakukan oleh pemerintah Belanda terhadap empat tokoh P.I antara lain M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Dalam proses peradilan para anggota P.I ini dibantu oleh pengacara Belanda yang merupakan bekas anggota partai sosialis Belanda. Penangkapan tokoh-tokoh P.I ini sangat besar dampaknya yaitu bagi P.I sendiri dan bagi para Mahasiswa yang selama ini yang ada di Belanda. Penangkapan ini menjadi halangan bagi para mahasiswa Indonesia yang saat itu sedang belajar di Belanda karena mereka dapat tekanan dari pemerintah Belanda.
Para mahasiswa ini terutama mengalami kesulitan mengenai pendanaan contohnya salah satu anggota P.I Arnold Manomutu yang kesulitan dana dari orang tuanya karena ditekan oleh pemerintah Belanda. Penangkapan tokoh P.I ini bagi organisasi menjadi runtuhnya gerakan mereka di Belanda. Belanda telah mencap P.I sebagai gerakan perpanjangan PKI karena pertemuan antara Hatta dan Semaun. Selain itu penangkapan ini juga membuat runtuhnya gerakan P.I di dunia Internasional. Setelah para tokoh P.I diadili dan dinyatakan bebas pada 22 Maret 1928 gerakan P.I pun sudah tidak dilakukan lagi di Belanda. Gerakan P.I mulai berpindah ke Indonesia, hal ini karena banyak mahasiswa anggota P.I pulang ke Indonesia. Di Nusantara gerakan P.I telah melebur dalam beberapa organisasi pergerakan hal ini karena pengawasan yang ketat dari pemerintah Hindia Belanda. Pergerakan nasional itu seperti dalam Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) (1926) Partai Nasional Indonesia (1927) dan Jong Indonesia (1928).

Ulangan Harian 2 (hal 38-40)


  1. E                     6.C                          11.A
  2. B                     7.E                          12.C
  3. C                     8.A                          13.B
  4. E                     9.D                          14.E
  5. B                   10.B                          15.A
  1. Bagian yang paling berpengaruh besar dari politik Etis terhadap lahirnya pergerakan Nasional di Indonesia adalah : bagian edukasi atau pendidikan, karena dari pelaksanaan politik etis berupa edukasi ini, melahirkan golongan intelektual (terpelajar) yang menjadi pelopor pergerakan nasional.
  2. Faktor intern lahirnya Pergerakan Nasioal adalah : Penderitaan rakyat akibat Imperialisme, munculnya golongan terpelajar yang menyadari adanya persamaan nasib, sedangkan faktor eksternnya adalah : Kemenangan Jepang atas Rusia, pengaruh pergerakan nasional diasia, munculnya faham baru, seperti : liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
  3. Pada kongres SI tahun 1921, H. Agus Salim dan Abdul Moeis mendesak kongres untuk melaksanakan disiplin partai, artinya setiap anggota SI tidak dibenarkan menjadi anggota partai lain. dengan demikian infiltrasi PKI kedalam tubuh SI dapat dihilangkan.
  4. CSI (Central Serikat Islam) adalah sebuah wadah yang dibentuk oleh SI untuk menjalin komunikasi antar anggota dan menjaga persatuan antar anggotanya.
  5. Akibat keputusan kongres luar biasa tanggal 25 April 1931 untuk membubarkan PNI menimbulkan pro dan kontra antar tokoh-tokoh PNI dan terjadi perpecahan antar golongan yang setuju dengan pembubaran dan golongan yang tidak setuju dengan pembubaran PNI tersebut.

Uji Kompetensi 3.2 (hal 37-38)

  1. E                          6.B
  2. E                          7.B
  3. A                         8.D
  4. A                         9.A
  5. C                       10.D
  1. Dari pelaksanaan politik etis di Indonesia , bangsa indonesia memperoleh manfaat positif , yaitu  munculnya kaum terpelajar pribumi, sebagai hasil dari kesempatan pendidikan (edukasi) yang diberikan oleh pemerintah kolonial, kaum terpelajar inilah yang menjadi motor penggerak pergerakan nasional Indonesia.
  2. Latar belakang terjadinya perpecahan di dlm SI adalah karena keanggotaan SI yang bersifat terbuka dan diperbolehkan rangkap anggota membawa dampak negatif bagi SI, SI mengalami perpecahan sebab disusupi oleh faham komunis.
  3. Berdirinya GAPI di latar belakangi adanya perasaan kecewa tokoh-tokoh pergerakan nasional akibat petisi sutardjo yang berisi tuntutan pemberian status dominion bagi Indonesia ditolak oleh Belanda.
  4. Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang karena Indische Partij menuntut adanya kemerdekaan bagi bamgsa Indonesia kepada pemerintah kolonial Belanda.
  5. Tujuan organisasi Muhammadiyah yaitu : menyebarluaskan ajaran islam yang sesuai dengan al-qur'an dah hadist, memajukan pendidikan berlandaskan islam, pengembangan pengetahuan yang diselaraskan dengan kehidupan moderen, dan meningkatkan kesejahteraan hidup umat islam.

Kegiatan Siswa 3.2 ( Hal 36 )


  1. Van De Venter     :  Pelopor adanya politik etis ( Politik balas Budi ) yang mengusulkan kepada pemerintah Belanda.
  2. H. Saman Hudi     :  Pelopor berdirinya Serikat Dagang Islam ( Serikat Islam)
  3. Douwes Dekker   :  Tokoh yang menentang adanya praktek tanam paksa , sekaligus pendiri Organisasi Indische Partij ( terkenal dengan Tiga Serangkai) 
  4. M. Tabrani           :   ketua dlm Kongres Pemuda I
  5. Snevliet                : Seorang anggota sosial democratische Arbeider Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosial Demokrat yang ditugaskan di Indonesia kemudian mendirikan ISDV dan dirubah namanya menjadi PKI.
  6. Sugondo Joyopuspito   :  Ketua dalam Kongres Pemuda II
  7. H.O.S. Cokroaminoto  : Ketua Sarikat Islam sekaligus pengubah nama SDI menjadi SI
  8. Ki Hajar Dewantara     : Pelopor berdirinya organisasi Taman Siswa.
  9. Ahmad Dahlan             :   pelopor berdirinya Organisasi Muhammadiyah
  10. Moh. Husni Thamrin     :  Ketua GAPI (Gabungan Politik Indonesia)

Uji Kompetensi 3.1 (hal 30-31)

  1. B                                   6.B
  2. C                                   7.B 
  3. A                                   8.A
  4. E                                   9.B
  5. A                                  10.C
  1.  Faktor eksternal yang mendorong lahirnya Nasionalisme di Asia- Afrika antara lain : Kemenangan Jepang atas Rusia thn 1904-1905 , masuknya paham baru sprti : Demokratisme, Sosialisme,dan  Liberalisme, pengaruh ucapan Wodroow Wilson yang mengatakan bahwa setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri.
  2.  Liberalisme adalah  paham yang menghendaki kebebasan individu dalam bidang apapun. latar belakang munculnya paham ini adalah akibat kekuasaan raja yang absolut.
  3. Pandangan Adam Smith tentang Liberalisme : " Pemerintah seharusnya tidak ikut campur dalam dunia usaha karena justru akan menghambat gairah usaha dari individu."
  4. Faktor -faktor yang mendorong lahirnya Nasionalisme di India : penderitaan rakyat akibat imperalisme Inggris, munculnya kaum Intelektual, pertentangan kebudayaan antara India dan Inggris, diskriminasi dalam pemerintahan, dan pengaruh kemenangan Jepang atas Rusia.
  5. Pembaharuan yang dilakukan oleh Mustofa Kemal Pasha antara lain :  pembentukan UUD sesuai dengan konstitusi barat, sekulerisasi, huruf Arab diganti oleh huruf Latin, Etatisme, perkawinan sipil dihapuskan dan poligami dilarang.

Kegiatan siswa 3.1 ( hal 29)

  1.  Nasionalisme     :  Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu diserahkan pada negara  dan bangsa, yang muncul karena adanya keinginan untuk bersatu.
  2.  Liberalisme        : Paham yang menghendaki kebebasan individu dalam bidang ekonomi, agama, budaya, sosial dan pengembangan iptek serta jaminan bagi warga negara atas kebebasan politik.
  3.  Hakko Ichiu        : Suatu ajaran di Jepang yang mengajarkan agar dunia di bentuk menjadi keluarga besar di pimpin oleh bangsa Jepang.
  4.  Restorasi Meiji   : Usaha pembaharuan untuk memperbaiki Jepang oleh Kaisar Meiji.
  5.  Swadesi               : Membeli produk-produk asli India dan tidak membeli produk Inggris
  6.  Hak  Ekstrateritorial :  hak kebebasan diplomat terhadap daerah perwakilannya termasuk halaman bangunan serta perlengkapannya seperti bendera, lambang negara, surat surat dan dokumen bebas sensor.
  7.  Kaum Spoy          : Tentara Inggris yang berasal dari India.


TUGAS 1 SEJARAH Bu Ninid.

Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Berdiri
Pendiri
Sifat gerakan
Tujuan
Budi Utomo
20 Mei 1908
Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Terbuka dan tidak berpolitik
Memajukan Hindia-Belanda yang dicapai melalui pendidikan, pertanian, perdagangan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Sarekat Islam
1911
H. Saman Hudi
Merakyat (terbuka)
Memajukan perdagangan, membantu para anggota dalam permodalan perdagangan, memajukan kehidupan agama Islam, memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, memajukan pengajaran dan pendidikan untuk meningkatkan derajat bangsa.
Indische partij
25 Desember 1912
Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (Tiga Serangkai)
Terbuka
Menanamkan cita-cita persatuan nasional, memberantas segala bentuk tindakan yang membawa kebencian antar agama dan ras, memberantas kesombongan social dalam pergaulan.
Muhammadiyah
18 November 1912
KH. Ahmad Dahlan
Keagamaan
Menyebarluaskan ajaran Islam yang sesuai Al-Qur’an dan Hadits, memajukan pendidikan berlandaskan Islam, Pengembangan pengetahuan yang diselaraskan dengan kehidupan modern, meningkatkan kesejahteraan hidup umat Islam.
PKI
23 Mei 1920
Semaoen, Darsono
Kekerasan dan Pemberontakan
Mendirikan pemerintahan komunis dengan taktik mengadakan penyusupan (infiltrasi) ke dalam organisasi lain.
Taman siswa
3 Juli 1922
Ki Hajar Dewantoro
Kependidikan
Mewujudkan masyarakat yang tertib dan damai.
PNI
1927
Ir. Soekarno, Mr.Sartono dan Mr. Iskaq Cokroadisuryo
Revolusioner
Mencapai Indonesia merdeka
Gerakan pemuda
-7 Maret 1915
-9 Desember 1917
R.SatimanW., Sunardi, Sutomo.
Etnik (kedaerahan)
Mempererat tali hubungan, menambah pengetahuan, memperkokoh rasa perstuan dan kesatuan.
MIAI
September 1937
KH. Mas Mansyur, KH. M. Dahlan, KH. Wahab, Wondo Amiseno, K.H. Hasyim Asyari
Beragama dan berpolitik
Mempererat hubungan tali persaudaraan antar organisasi, menyamakan langkah untuk membela kejayaan Islam.
Gerakan wanita

-1912
Raden Dewi Sartika, R.A. Kartini
Lebih ke kegiatan sosial dan kemasyarakatan
Meningkatkan keterampilan kaum wanita.